Sejumlah lokasi saat ini cukup banyak ditemukan bilik penyemprotan cairan disinfektan, mulai di kantor-kantor, ruang publik hingga inovasi yang diciptakan oleh masyarakat di desanya masing-masing.
Seperti yang terlihat di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Desa tersebut sudah beberapa hari yang lalu melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Di pintu gerban masuk desa ini terdapat bilik berukuran 5 x 4 meter yang ditutup dengan plastik. Setiap warga yang masuk ke desa tersebut harus melewati bilik dan di sana ada petugas yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Petugas yang berjaga di pintu gerbang tersebut melakukan penyemprotan kepada semua benda yang akan masuk ke desa Lambung, dari kendaraan roda 4, roda 2 bahkan warga juga disemprot.
“Setiap yang masuk ke kampung kita, kita tanyakan identitas, kalau warga luar tidak boleh masuk. Dan warga yang masuk harus disemprot cairan disinfektan. Ini untuk mencegah penyebaran virus Corona agar tidak masuk ke desa kami,” kata Zaidi M. Adan, Tuha Peut (TP4G) Desa Lambung, Selasa (31/3/2020).
Lalu amankan penggunaan cairan disinfektan untuk manusia ?
WHO tidak merekomendasikan cairan disinfektan digunakan kepada manusia, karena bisa membahayakan kesehatan terutama pada kulit. WHO menyarankan agar cairan disinfektan digunakan pada benda-benda untuk membunuh kuman atau virus Corona.
“Jangan menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pada permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!,” kata WHO Indonesia dalam akun Twitter resminya.
Lalu zat kimia apa yang terdapat dalam cairan disinfektan, bahayakah bagi manusia ?
– Larutan hipoklorit: Berisiko memicu iritasi dan kerusakan kulit pada paparan terus menerus dalam jangka waktu lama. Inhalasi bisa memicu iritasi ringan pada pernapasan.
– Electrolyzed Salt Water: berisiko memicu iritasi.
– Kloroksilenol (bahan aktif cairan antiseptik komersial): berisiko memicu iritasi kulit dan mata, berisiko keracunan bila tertelan.
– Hidrogen peroksida (H2O2): pada kadar tertentu bisa memicu iritasi kulit.
Untuk menghindari penyebaran virus Corona, masyarakat cukup menerapkan gaya hidup sehat dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan mengurangi kontak langsung dengan orang lain. Cara ini dianggap bisa memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini.